1.1 Hakikat Pribadi Manusia
1.1.1 Sebagi makhluk Tuhan yang Otonom
Sesungguhnya manusia adalah makhluk yang lemah, yang keberadaannya bergantung pada penciptanya. Manusia menerima ketergantungan itu dengan otonomi, indenpendensi, serta kreativitasnya sedemikian rupa sehingga mampu mempertahankan dan mengembangkan hidup dan kehidupannya.
1.1.2 Sebagai Makhluk yang Berjiwa
Unsur jiwa dan raga manusia bukanlah hal yang berdiri sendiri, tetapi berada dalam satu struktur yang menyatu menjadi diri pribadi, sehingga diri pribadi manusia adalah jiwa yang meraga dan raga yang menjiwa. Kejiwaan seseorang terlihat dari tingkah laku badannya dan badan seseorang itu mencerminkan jiwanya.
1.1.3 Sebagai Makhluk Individu yang Memasyarakat
Kedudukan manusia sebagai individu dan anggota masyarakat juga berada dalam struktur kesatuan. Dengan demikian manusia adalah makhluk individu yang memasyarakat sekaligus makhluk sosial yang mengindividu.
1.2 Manusia sebagai Makhluk Berpikir
Manusia mempunyai ciri istimewa, yaitu kemampuan berfikir yang ada dalam satu struktur dengan perasaan dan kehendaknya (sehingga sering disebut sebagai makhluk yang berkesadaran). Aris Toteles memberikan identitas sebagai animal rationale
Manusia selalu berusaha meningkatkan kualitas pemikirannya, dari yang mistis-religiusI (menerima segala sesuatu sebagai kodrat Tuhan) menuju ke ontologis-kefilsafatan, sampai akhirnya kepada taraf yang paling konkret-fungsional (pemikiran itu mengandung suatu terobosan baru)
PENGETAHUAN
Beberapa pemikir filsafat menyimpulkan adanya empat gejala tahu, yaitu:
- Manusia yang ingin tahu
- Manusia ingin tahu yang benar
- Objek tahu ialah yang ada dan yang mungkin ada
- Manusia tahu bahwa ia tahu
Keyakinan adalah sikap mental atas dasar kepastian bahwa ada kebenaran, tetapi kebenaran yang diselidiki sendiri.
Percaya adalah menerima kebenaran demi kewibawaan
Pengetahuan Biasa
Pengetahuan biasa adalah pengetahuan yang dipergunakan orang, terutama untuk hidupnya sehari-hari tanpa mengetahui seluk-beluk yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, tidak mengetahui sebabnya demikian dan apa sebabnya demikian.
ILMU PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan adalah yang bertujuan mencapai kebenaran ilmiah tentang objek tertentu, yang diperoleh melalui pendekatan atau cara pandang. Metode, dan sistem tertentu.
2.2.1 Objek Materi dan Objek Forma
Objek materi adalah sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran, atau penelitiaan keilmuan, bisa berupa benda-benda material maupun yang non material, bisa pula berupa hal-hal, masalah-masalah, ide-ide, dan konsep-konsep. Sedangkan objek Farma adalah orang melakukan pendekatan-pendekatan dengan cermat dan bertahap menurut kemampuan seseorang.
2.2.2 Sistem Dalam Ilmu Pengetahuan
Sistem adalah hubungan secara fungsional dan konsisten antara bagian-bagian yang terkandung dalam suatu hal atau barang sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh. Hubungan seperti itu dalam rangka mencapai tujuan, yaitu kebenaran ilmiah.
Ada enam sistem yang dikenal dalam ilmu pengetahuan, yaitu:
- Sistem tertutup
- Sistem terbuka
- Sistem alami
- Sistem buatan
- Sistem yang berbentuk lingkaran
- Sistem yang berbentuk garis lurus
Kebenran ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang jelas dari suatu objek materi yang dicapai menurut objek forma (cara pandang) tertentu dengan metode yang sesuai ditunjang oleh suatu sistem yang relevan.
Ada tiga teori pokok tentang kebenaran keilmuan, yaitu:
- Teori saling hubungan ( coherence Theory)
- Teori persesuaian (correspondence Theory)
- teori kegunaan (Pragmatic Theory)
FILSAFAT
Sejarah kefilsafatan di kalangan filsuf menjelaskan tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat, yaitu kekaguman, atau keheranan, keraguan atau kegengsian dan kesadaran akan keterbatasan.
Berfilsafat berarti berendah hati mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah diketahui: apakah ilmu itu telah mencakup segenap pengetahuan yang seyogyanya diketahui dalam hidup ini? Di batas manakah ilmu mulai dan di batas manakah dia berhenti? Kemanakah kita harus berpaling di batas ketidaktahuanini? Apakah kelebihan dan kekurangan ilmu?
Pengertian Filsafat
Menurut arti kata, filsafat terdiri atas kata philein yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan. Fisafat berarti cinta dan kebijaksanaan. Cinta berarti hasrat yang besar atau berkobar-kobar. Kebijaksanaan yaitu kebenaran sejati. Jadi filsafat adalah hasrat atau keinginan yang sungguh akan kebenaran sejati.
Pengertian umum, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.
Dari beberapa pendapat, pengertian filsafat dapat dirangkumkan sebagai berikut:
ciri-ciri berfilsafat adalah deskrptif, kritis dan analitis, evaluatif dan normatif, spekkulatif, sistematis , mendalam, mendasar, menyeluruh,
Karakteristik Berpikir Filsafat: sifat menyeluruh, sifat mendasar, sifat spekulatif
* Sifat menyeluruh berpikir filsafat
* Sifat mendasar berpikir filsafati
* Sifat spekulatif berpikir filsafati
Hubungan Antara Filsafat Dengan Kebudayaan Dan Lingkungan
a. Hubungan filsafat dengan kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata ke-budaya-an berarti budi dan daya. Unsur budi adalah cipta (akal), rasa, dan karsa (kehendak). Kebudayaan adalah hasil budaya atau kebulatan cipta (akal), rasa, dan karsa (kehendak) manusia yang hidup bermasyarakat.
b. Hubungan filsafat dengan lingkungan
Manusia , masyarakat, dan kebudayaan mempunyai hubungan yang erat, juga dengan alam sekitar atau lingkungan
c. Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan
Yang dicari filsafat adalah kebenaran. Demikian juga ilmu pengetahuan dan agama. Kebenaran dalam filsafat dan ilmu pengetahuan adalah kebenaran akal, sedang kebenaran dalam agama adalah wahyu.
d. Hubungan filsafat dengan agama
Ilmu pengetahuan dan filsafat dapat membantu menyampaikan lebih lanjut ajaran agama kepada manusia, sebaliknya, agama dapat membantu memberi jawaban terhadap problem yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dan filsafat.
Guna Filsafat
Filsafat mempunyai keguanaan sebagai berikut:
- Melatih diri untuk berpikir kritis dan runtut serta menyususn hasil pikiran tersebut secara sitematis.
- Menambah pandangan dan cakrawala yang lebih nluas agar tidak berpikir dan bersikap sempit dan tertutup.
- Melatih diri melakukan penelitian, pengkajian, dan memutuskan dan mengambil kesimpulan menganai suatu hal secara mendalam dan komprehensif.
- Menjadikan diri bersifat dinamis dan terbuka dalam menghadapi berbagai macam problem.
- Membuat diri menjadi manuasi yang penuh toleransi dan tenggang rasa.
- Menjadi alat yang berguna bagi manusia baik untuk kepentingan pribadi maupun orang lain.
- Menyadari akan kedudukan manusia baik sebagai pribadi maupun dalam hubungannya dengan orang lain, alam sekitar, dan Tuhan Yang Maha Esa.
- Menjadikan manusia lebih taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Mula-mula filsafat berfungsi sebagai induk atau ibu ilmu pengetahuan. Dengan kata lain filsafat dapat berfungsi penghungkan ilmu-ilmu pengetahuan yang telah kompleks tersebut. Dan dapat berfungsi sebagai tempat bertemunya berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
2.3.6 Persoalan Filsafat
Persoalan yang selalu menjadi perhatian para filsuf yaitu:
Persoalan tentang ‘Ada’, pengetahuan, metode, penyimpulan, moralitas, keindahan
PARADIGMA-PARADIGMA FILSAFAT
1. Paradigma Interpretif
Ada 3 prinsip dasar dalam membaca fenomena yang ditinjau dari Interpretif yaitu:
- Individu menyikapi sesuatu atau apa saja yang ada dilingkungannya berdasarkan makna sesuatu tersebut pada dirinya.
- Makna tersebut diberikan berdasarkan interaksi sosial yang dijalin dengan individu lain.
- Makna tersebut dipahami dan dimodifikasi oleh individu melalui proses Interpretif yang berkaitan dengan hal-hal lain yang dijumpainya.
Kritik merupakan metode yang mutlak perlu dikembangkan. Dan merupakan pembebasan individu dan masyarakat dari irasionalitas ke rasionalitas, dari ketidaksadaran menjadi kesadaran. Menurut Horkheimer dalam Hardiman (1990: 58) teori kritik memiliki empat karakter yaitu:
- Teori kritik bersifat historis
- Teori kritik disusun dalam kesadaran akan keterlibatan historis para pemikirnya
- Sebagai akibat metode dialektik
- Teori kritik bermaksud mendorong transformasi masyarakat yang lebih kritis
ONTOLOGI
Keberadaan Ontologi
Ontologi adalah penjelasan tentang keberadaan atau eksistensi yang mempermasalahkan akar-akar (akar yang mendasar tentang apa yang disebut dengan ilmu pengetahuan). Menurut Rapar (1996) teori ontologi ada tiga yang paling terkenal, yaitu idealisme, materialisme, dualisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar